Sabtu, 21 Agustus 2010

ENSI ISLAMICA (Panggilan ADZAN)

IKHLAS :
Keadaan Jiwa seseorang yang timbul bila ia beribadah dengan niat tunggal : mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh ridha-Nya. Inilah ikhlas yang paling tinggi. Bila niat tunggal seseorang untuk menikmati kesenangan di Surga atau menghindari siksaan di neraka, keikhlasannya akan menjadi lebih rendah nilainya. Bila seseorang berbuat amal semata demi motif duniawi atau mencampurinya dengan kepentingan sendiri yang bercorak duniawi, dalam hal ini tidak keikhlasan.

WAHAB HASBULLAH:
Tokoh Muslim Indonesia ini lahir pada tahun 1888 di jombang, Jawa Timur. Sampai umur 13 tahun ia didik oleh ayahnya sendiri, Hasbullah, pemimpin Pesantren Tambakberas Jombang. Kemudian ia melanjutkan pelajarannya ke Pesantren Langitan, Tuban, Pondok Mojosari, nganjuk, Pesantren Cepaka, Pesantren Tawangsari, Surabaya dan Pesantren Kademangan, Bangkalan. Disini ia dibimbing oleh Kiai Cholil sekitar 3 tahun. Kemudian atas saran gurunya ia melanjutkan pelajaarannya ke Pesantren Tebuireng, Jombang, di bawah bimbingan KH Hasyim Asy'ari. Setelah 4 tahun menimba ilmu di sini, ia kemudian selama 4 tahun belajar di Mekkah. Menjelang akhir perang Dunia II ia kembali ke Jawa dan mendirikan sebuah madrasah di Surabaya bersama-sama KH Mansur. Beberapa tahun kemudian ia pindah ke Tambakberas, menggantikan ayahnya sebagai pimpinan Ponpes Tambakberas. Pada tahun 1947 ia menggantikan kedudukan KH Hasyim Asy'ari sebagai Rais Am Nahdlatul Ulama sampai wafat pada Desember 1971.

Senin, 16 Agustus 2010

Hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia Menegang

Kronologi Malaysia Tangkap 3 Petugas KKP RI

By Antique, Suryanta Bakti Susila - Senin, 16 Agustus
Kronologi Malaysia Tangkap 3 Petugas KKP RI
VIVAnews - Hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia menegang. Malaysia balas menangkap tiga petugas pengawas perikanan Indonesia paska penangkapan tujuh nelayan Malaysia yang menangkap ikan melewati batas, sehingga masuk wilayah perairan Indonesia.
Minggu malam, 15 Agustus 2010, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad didampingi Direktorat Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP) Aji Sularso membeberkan insiden tersebut.
Keduanya menjelaskan kronologis insiden berdasarkan laporan Kasi Bin Gakkum Direktorat Kepolisian Perairan Polda Kepri, Ajun Komisaris Ade Kuncoro. Laporan tersebut berdasar kesaksian Pengawas Perikanan Tanjung Balai Karimun Hermanto. Berikut kronologinya:
Pada Jumat, 13 Agustus 2010 sekitar pukul 10.30 WIB, Pengawas Perikanan Tanjung Balai Karimun menyiapkan Kapal Dolphin 015 ke Batam untuk patroli bersama. Pengawas perikanan Batam mendapat informasi dari masyarakat ada kapal ikan asing berbendera Malaysia melakukan penangkapan ikan di sekitar perairan Berakit.
Sekitar Pukul 14.00 WIB, Kapal Dolphin 015 diawaki tiga anggota Satker DKP Tanjung Balai Karimun berangkat menuju ke Batam.
Pada pukul 19.00, Kapal Dolphin 015 bergerak ke lokasi target. Di sana, mereka memergoki kapal ikan asing berbendera Malaysia sedang menangkap ikan di wilayah Perairan Indonesia. Kapal itu kemudian digiring ke Batam. Tiga petugas mengawal naik di atas kapal tersebut.
Pukul 22.00 WIB, tiba-tiba kapal patroli Marine Police Malaysia menghadang. Polisi Malaysia memerintahkan anggota DKP yang ada di Kapal Dolphin 015 untuk naik keatas Kapal mereka. Permintaan ditolak. Salah seorang petugas, Hermanto menjelaskan kapal berbendera Malaysia tersebut ditangkap karena mereka menangkap ikan di wilayah Perairan Indonesia. Kapal Patroli Marine Police Malaysia tidak menanggapi.
Lalu, Kapal Patroli Marine Police Malaysia mengeluarkan tembakan peringatan. Nakhoda Kapal Dolphin 015 melarikan diri ke arah lampu Berakit. Sementara itu, kapal ikan asing berbendera Malaysia yang dikawal oleh tiga orang anggota DKP ditangkap oleh Kapal Patroli Marine Police Malaysia.
"Kapal itu terlalu kecil, tidak dipersenjatai. Saya belum cek apakah petugas bersenjata, memang ada bersenjata pistol tapi tidak semua petugas dipersenjatai," lanjut Aji Sularso.
Setelah ketegangan mereda, kedua kapal bernegosiasi saling membebaskan tahanan. Namun, tidak ada kesepakatan. Masing-masing pulang membawa tahanan.
Kapal Dolphin 015 tiba di Dermaga Dit Pol Air Polda Kepri Sekupang Batam untuk melaksanakan koordinasi sekaligus melaporkan kejadian tersebut.
Kapal Indonesia menahan tujuh nelayan berkebangsaan Malaysia. Mereka adalah Muslimin Bin Mahmud, warga Johor, Malaysia; Roszaidy Bin Akub, warga Johor; Ghazali Bin Wahab, warga Sungai Renggit, Johor; Faisal Muhammad, warga Endau Johor; Boh Khee soo, warga Johor; Lim Kok Guan; dan Cheng Ah choy, warga Sungai renggit, Johor, Malaysia.
Tiga orang anggota Satker tersebut diatas ditahan oleh Marine Police Malaysia adalah, Hermanto, anggota Satker PSDKP Tanjung Balai Karimun; Ridwan, Satker PSDKP Tanjung Balai Karimun; dan Rudi, satker PSDKP Tanjung Balai Karimun. (umi)